Rasa Ini
Beberapa hari ini, mengapa sering timbul rasa ini..??
Adakah sesuatu yang akan terjadi..??
Semoga semua ini hanyalah sekedar rasa,
Bukan lah sesuatu yang buruk tentu nya
Meskipun kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.
Aku mencoba untuk selalu positif thinking,
Walaupun ada sedikit rasa kekhawatiran di dalam hati.
Yang aku sendiri tak ingin mengakuinya.
Tak punya cukup keberanian,,
Tuk memikirkan kemungkinan tersebut.
Tak mampu memungkiri bila hal tersebut benar terjadi
Ku belum siap,,
Sungguh belum siap.
Mungkin yang ku harapkan berbeda dengan yang dia inginkan.
Tetapi aku masih ingin bersama dia.
Mereka berdua tepat nya..
Walau mungkin terkadang dari sikap ku
Ada sedikit rasa ketidak perdulian
Kekurang ikhlasan,,
Sesungguh nya ini jauh berbeda dengan yang ku ingin maksud kan
Aku bukan lah orang yang cukup pandai untuk menunjukkan rasa
Keperdulian,,Perhatian,,dan Kasih Sayang
Berikan lah kami waktu,,Ya Rabb
dan sempatkan lah aku untuk membahagiakan mereka
Sempatkan lah aku untuk menunjukkan lebih rasa bakti ku
Jumat, 11 Mei 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Menyembunyikan kesedihan
Apabila engkau tidak mampu mencapai apa yg engkau inginkan, maka tidak
perlu mengharapkannya lagi dan jangan membantah perbuatan ALLAH SWT.
Apabila ALLAH SWT mengambil harta benda, keluarga, kesehatan, dan
menghancurkan milikmu, seyogyanya engkau tersenyum di hadapan kekuasaan
dan kehendak-NYA. Apabila engkau menginginkan dekat dengan-NYA dan
murni bersama-NYA hendaklah engkau berada dalam keadaan tadi (menerima
ketetapan-NYA). Apabila hatimu ingin sampai kepada-NYA semenjak engkau
masih di dunia, maka sembunyikanlah kesedihanmu dan tunjukkan
kegembiraan (tidak perlu mengadu kepada seorang pun). Pergaulilah
manusia dengan akhlak yg baik.
Rosulullah saw bersabda :
Rosulullah saw bersabda :
"Kegembiraan
mukmin itu terlihat dari wajahnya padahal kesedihan berada dalam hatinya".
(Syaikh Abdul Qadir Jailani)
Rabu, 09 Mei 2012
Cintaku Utuh Tak Tersentuh…
Ku mencintamu utuh tak tersentuh….,
Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..
Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..
Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..
Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?
Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?
Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.
Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ‘ya’ maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..
Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?…. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?
Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta… Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..
Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….
Subhanallah..
(Muslimahzone.com)
Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..
Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..
Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..
Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?
Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?
Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.
Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ‘ya’ maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..
Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?…. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?
Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta… Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..
Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….
Subhanallah..
(Muslimahzone.com)
Mengapa Aku Harus Menikahimu??
Ini adalah kisah seorang pemuda tampan yang shalih dalam memilih calon istri, kisah ini tak bisa dipastikan fakta atau tidak, namun semoga pelajaran yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama Muslimah yang belum menikah semoga menjadi renungan.
Ia sangat tampan, taat (shalih), berpendidikan baik, orangtuanya menekannya untuk segera menikah.
Mereka, orangtuanya, telah memiliki banyak proposal yang datang, dan dia telah menolaknya semua. Orangtuanya berpikir, mungkin saja ada seseorang yang lain yang berada di pikirannya.
Namun setiap kali orangtuanya membawa seorang wanita ke rumah, pemuda itu selalu mengatakan “dia bukanlah orangnya!”
Pemuda itu menginginkan seorang gadis yang relijius dan mempraktekkan agamanya dengan baik (shalihah). Suatu malam, orangtuanya mengatur sebuah pertemuan untuknya, untuk bertemu dengan seorang gadis, yang relijius, dan mengamalkan agamanya.
Pada malam itu, pemuda itu dan seorang gadis yang dibawa orangtuanya, dibiarkan untuk berbicara, dan saling menanyakan pertanyaan satu sama lainnya, seperti biasa.
Pemuda tampan itu, mengizinkan gadis itu untuk bertanya terlebih dahulu.
Gadis itu menanyakan banyak pertanyaan terhadap pemuda itu, dia menanyakan tentang kehidupan pemuda itu, pendidikannya, teman-temannya, keluarganya, kebiasaannya, hobinya, gaya hidupnya, apa yang ia sukai, masa lalunya, pengalamannya, bahkan ukuran sepatunya…
Si pemuda tampan menjawab semua pertanyaan gadis itu, tanpa melelahkan dan dengan sopan. Dengan tersenyum, gadis itu telah lebih dari satu jam, merasa bosan, karena ia sedari tadi yang bertanya-tanya, dan kemudian meminta pemuda itu, apakah ia ingin bertanya sesuatu padanya?
Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3 pertanyaan. Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan, lemparkanlah.
Pemuda itu menanyakan pertanyaan ke-1:
Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya?
Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya sambil tersenyum)
Pertanyaan ke-2
Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur’an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?
Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan malu), aku belum tahu artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera mengetahuinya insya Allah, aku hanya sedikit sibuk.
Pertanyaan ke-3
Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?
Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke orangtuanya dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina kecantikan dan kepintaranku.
Dan akhirnya orangtua si pemuda sekali lagi tidak mencapai kesepakatan menikah. Kali ini orangtua si pemuda sangat marah, dan mengatakan “mengapa kamu membuat marah gadis itu, keluarganya sangat baik dan menyenangkan, dan mereka relijius seperti yang kamu inginkan. Mengapa kamu bertanya (seperti itu) kepada gadis itu? beritahu kami!”
-
Pemuda itu mengatakan, Pertama aku bertanya kepadanya, siapa yang
paling kamu cintai? dia menjawab, ibunya. (Orangtuanya mengatakan, “apa
yang salah dengan itu?”) pemuda itu menjawab, “Tidaklah dikatakan
Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu’alaihi wa
sallam) melebihi siapapun di dunia ini”. Jika seorang wanita mencintai
Allah dan Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia
akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta
itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan kami akan
berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada
nafsu untuk kecantikan.
-
Pemuda itu berkata, kemudian aku bertanya, kamu banyak membaca
Al-Qur’an, dapatkan kamu memberitahuku arti dari salah satu surat? dan
dia mengatakan tidak, karena belum memiliki waktu. Maka aku pikir semua
manusia itu mati, kecuali mereka yang memiliki ilmu. Dia telah hidup
selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa
Aku harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan
kewajibannya, dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali
bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah)
dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk
Allah, tidak akan memiliki waktu untuk suaminya.
-
Pertanyaan ketiga yang aku tanyakan kepadanya, bahwa banyak gadis
yang lebih cantik darinya, yang telah melamarku untuk menikah, mengapa
Aku harus memilihmu? itulah mengapa dia mengadu, marah. (Orangtua si
pemuda mengatakan bahwa itu adalah hal yang menyebalkan untuk dikatakan,
mengapa kamu melakukan hal semacam itu, kita harus kembali meminta
maaf). Si pemuda mengatakan bahwa Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam)
mengatakan “jangan marah, jangan marah, jangan marah”, ketika ditanya
bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari
setan. Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan
orang asing yang baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat
mengontrol amarah terhadap suaminya??
- Ilmu, bukan hanya penampilan (kecantikan)
- Amal, bukan hanya berceramah atau bukan hanya membaca
- Mudah memaafkan, tidak mudah marah
- Ketaatan/ketundukan/keshalihan, bukan sekedar nafsu
- Mencitai Allah lebih dari segalanya
- Mencintai Rasulullah (shalallahu ‘alai wa sallam) melebihi manusia manapun
- Memiliki ilmu Islam, dan beramal/berbuat sesuai itu.
- Dapat mengontrol kemarahan
- Dan mudah diajak bermusyawarah, dan semua hal yang sesuai dengan ketentuan Syari’at Islam.
“Wanita dinikahi karena empat hal, [pertama] karena hartanya, hasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir”. (HR. Bukhori no. 5090, Muslim no. 1466)
(zafaran/muslimahzone.com)
Sabtu, 05 Mei 2012
Langganan:
Postingan (Atom)