Kamis, 31 Januari 2013

Merawat mereka di masa tua nya (Chapter 6)


 
Sungguh bersyukur bila kita diberikan kesempatan untuk merawat kedua orangtua kita di masa tua nya. Walaupun saya sadari selama ini belum dapat melakukan yang terbaik untuk mereka. Kedua orangtua saya memiliki 5 orang anak, terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Saat ini, hanya saya dan kakak laki-laki saya yang senantiasa ada di rumah. Karena ketiga kakak perempuan saya yang lain telah memiliki kehidupan nya sendiri dengan keluarga mereka. Apalagi kedua orang kakak perempuan saya yang tertua tinggal jauh diseberang pulau Jawa. Untuk kakak perempuan saya yang satu nya lagi, dia terkadang bila liburan sekolah dan tidak bekerja sering menginap di rumah. Kehidupan kami layak nya keluarga-keluarga yang lain.

Diantara kedua orangtua saya, yang tidak memiliki kesehatan yang cukup baik adalah ayah. Atau dalam keluarga, kami memanggilnya bak. Riwayat sakit bak sudah cukup lama, mungkin itu sebab nya kini terkadang dia merasa jenuh dengan keadaan nya sendiri.

Terkadang dia mengeluhkan tentang sakit nya yang tak kunjung sembuh kepada setiap orang yang datang bertandang kerumah. Kerabat maupun orang lain, termasuk kami hanya bisa memberikan masukan agar bak selalu bersabar dan tak pernah jenuh untuk berikhtiar atas kesembuhan nya. Walaupun masukan itu kadang hanya akan menjadi angin lalu, karena bak akan memberikan jawaban nya sendiri.

Dalam menghadapi bak, harus siap dengan bekal kesabaran. Karena seperti kita tahu, orangtua di masa lanjut usia nya maka dia akan kembali berperilaku seperti kanak-kanak. Dia akan membutuhkan perhatian yang besar. Hal ini mungkin akan mengingatkan kita kembali, bagaimana pengorbanan orangtua kita di masa kita kecil dulu hingga dewasa seperti sekarang ini. Pengorbana yang kita lakukan sekarang ini tak kan pernah cukup untuk membalas jasa-jasa mereka kepada kita.

Bagaimana sabar nya mereka menghadapi kita di masa dulu. Tapi mengapa, terkadang kita sebagai anak merasa kekesalan ketika harus berhadapan dengan keinginan dan suruhan mereka. Sungguh terkadang rasa itu muncul begitu saja, ketika merasa sudah cukup bersabar dengan melakukan segala yang mereka inginkan. Tetapi, ternyata itu masih saja kurang bagi mereka. Terkadang karena rasa kekesalan tersebut muncul, kita jadi tidak melakukan sesuatu sepenuh nya melainkan setengah hati dan terkesan asal-asalan. Walaupun sebenar nya kita bermaksud seperti itu. Karena saya yakin semua anak pasti ingin melakukan yang terbaik bagi orangtua nya dan ingin membahagiakan mereka.

Namun selang berjalan nya waktu, saya menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat saya pelajari selama ini dalam menghadapi bak yaitu mengenai makna kesabaran, keikhlasan dan mencoba mengerti sifat nya. Tentu ini pelajaran yang sangat berharga dan saya masih berusaha hingga detik ini.

Kesabaran >>> Ketika sedang membahas suatu hal, sering kali beliau bertanya sambil berulang ulang, terkadang rasa kesal timbul dari diri kita, krn lelah untuk menjelaskannya kembali.
Bila ada keinginan minta segera dilayani, seolah tidak pernah mau tahu kalau saya baru pulang bekerja dari pagi sampai sore.
Manusiawi kalau ada rasa kesal dalam diri kita menghadapinya, tapi segeralah beristigfar, agar rasa itu lenyap dari dalam diri kita, dan cobalah selalu mengenang akan pengorbanan kesabaran beliau menghadapi kita semasa kecil, belum seberapanya  dengan apa yang kita lakukan untuk nya. Dengan telaten beliau merawat kita dengan kesabaran ketulusan hingga kita besar kini.
Segeralah meminta maaf bila beliau mengetahui kalau kita kesal dan tidak sabar.

Keikhlasan >>> Bila kita melakukan sesuatu dengan ikhlas, tentu kedua orangtua kita dapat merasakan nya. Maka belajar lah untuk senantiasa ikhlas. Ingat lah bagaimana jasa-jasa mereka kepada kita, bila timbul sedikit rasa kesal dalam menghadapi mereka. Bukankan bila kita melakukan sesuatu dengan ikhlas maka kita tidak hanya mendapatkan lelah nya saja atas suatu pekerjaan. Tetapi kita akan mendapatkan pahala dari-Nya.

Mengerti sifatnya >>> Semakin lama, saya sedikit banyak belajar bagaiman sifat orangtua saya. Dalam hal ini adalah ayah saya, di saat sakit nya dia terkadang sangat keras kepala dan lebih sensitif terhadap sesuatu. Terkadang hal yang kami anggap baik untuk nya, akan di salah artikan oleh beliau. Hal ini yang terkadang memacu emosi nya. Bila ada sesuatu yang kami lakukan atau katakan didepannya, sesungguh nya tidak bermaksud menyinggung nya. Tapi ternyata dapat membuat nya merasa sangat membebani kami, orang-orang sekitar nya.

Tentu nanti pada waktu nya, kita juga akan merasakan hal yang sama seperti mereka. Kita juga akan menjadi tua. Jadi belajarlah mengasihani, melayani, memperhatikan dan menemani serta berikan kebahagian untuk yang telah lanjut usia. Janganlah melihat masa lalu yang membuat kita sakit oleh yang telah lanjut usia ini terhadap kita, tapi lihatlah bagaimana kita dapat tidaknya membahagiakan di hari tuanya. Semoga Allah selalu memberikan rahmat kesabaran dan keikhlasan dalam diri kita. Semoga kita dapat menjadi anak yang senantiasa berbakti.. Hingga pada saat mereka tak berada di sisi kita lagi, tak ada sedikitpun rasa penyesalan dalam diri kita.

"Love u both (bak & umak)"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar