Mengajar anak- anak untuk tingkat sekolah dasar, kita dituntut untuk lebih sabar mengahadapi mereka. Apalagi saat menegur mereka bila melakukan kesalahan.Untuk seorang anak sekolah dasar, guru merupakan Role Model mereka. Jadi, mereka akan dengan bangga meniru atau menceritakan mengenai guru mereka dengan orang-orang di sekitar nya. Apalagi kepada orang tua nya, saat mereka sepulang sekolah.
Sedangkan untuk siswa menengah keatas, mereka adalah sosok yang cukup rumit. Terkadang keinginan mereka sangat sulit untuk di mengerti. Mereka memiliki masalah yang cukup kompleks. Di usia mereka, merupakan saat-saat labil mencari identitas diri. Menurut istilah anak-anak jaman sekarang disebut ababil. Jadi terkadang selain di sekolah, di rumah pun mereka sudah memiliki masalah sendiri. Belum masalah antara sesama teman.
Akhir-akhir ini, saya mengamati kelakuan 3 orang siswa yang sangat ajaib. Sebagai wali kelas mereka, tiada hari yang dilewati tanpa curhatan guru-guru lain mengenai mereka. Setiap hari di panggil ke kantor kepala sekolah, bukan lah hal yang akan membuat mereka jera. Hal tersebut akan terus berulang, dimarahi dengan ditegur secara verbal maupun non verbal. Seperti nya tidak membuat mereka menjadi respect terhadap guru-guru mereka. Dan hal tersebut tidak membuat mereka ingin merubah kelakuan nya menjadi lebih baik.
Jadi, saya mencoba metode lain yaitu "Touching Student's Heart". Kan ada pepatah nya, sekeras-keras nya batu apabila terkena tetesan air terus-menerus, pasti akhir nya akan berlubang juga. Saya menganggap tindakan mereka tersebut merupakan bentuk mereka untuk menarik perhatian oarng-orang disekitar nya. Atau istilah nya carper. Setelah dipelajari mengenai latar belakang kehidupan keluarganya, ternyata ketiga orang ini cukup kurang diperhatikan oleh orang tua nya. Dan perlakuan seperti dimarahi atau diberi teguran secara fisik pun, sering mereka dapat di rumah. Pantas saja, bila mereka mendapat perlakuan yang sama di sekolah. Hal itu tak memberikan efek apa-apa bagi mereka.
Metode yang saya sebutkan diatas, saya pelajari setelah membaca sebuah novel yang berjudul "Toto Chan". Di dalam novel tersebut, akan diceritakan bagaiman seorang kepala sekolah menghadapi seorang murid bernama toto chan. Kalau kalian penasaran, silahkan browsing di google. Semoga dengan metode yang saya terapkan sekarang ini, mereka dapat mengurangi sedikit demi sedikit "kenakalan" nya selama ini. Bukan kah dengan memberikan sedikit waktu kita kepada mereka di luar jam sekolah, maka mereka akan merasa bahwa ada orang yang memperhatikan dan berharap akan kesuksesan nya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar