Jumat, 22 Juni 2012

Stubborn City


 
Can you imagine, if this city really exist :). Bakal seperti apa ya kota itu?? Hmmmmmm....menghadapi satu saja, cukup menguras kesabaran, bagaimana bila harus menghadapi satu kota yang dipenuhi dengan orang-orang seperti ini. But dont give up, try to read it first..

Menghadapi si keras kepala ini bagaikan menghadapi sebongkah es yang telah membeku di freezer. Terkadang sikap mereka yang terlalu mempertahankan prinsip nya, bisa membuat orang-orang di sekitar nya geleng-geleng kepala. Mungkin ada baik nya bersikap seperti itu, tapi ada saat nya kita juga harus bisa mendengar kan orang lain. Karena kita adalah makhluk sosial.

Didalam kehidupan ini, disekitar kita, selalu ada orang-orang yang mempunyai sifat dan hati yang keras, bahkan mungkin kita sendiri adalah seseorang yang mempunyai sifat dan hati yang keras juga. Sifat dan hati yang keras, biasanya terbentuk dari pendidikan dan suasana yang mungkin kita peroleh didalam rumah, di sekolah, di lingkungan dimana kita berada setiap harinya, atau pengalaman hidup yang pernah dialami.

Setiap orang, akan merasa kesulitan untuk berhadapan dengan orang yang mempunyai sifat dan hati yang keras. Pendapat dan pemikiran seseorang yang mempunyai sifat dan hati yang keras akan sulit diubah, apalagi dikritik, karena walau pun salah, seseorang itu akan terus mempertahankannya dengan berbagai cara dan alasan. Itu lah salah satu penyebab orang lain akan terluka, bila berhadapan dengan seseorang yang memiliki sifat dan hati yang keras.

Beberapa orang tua, mungkin karena dulu mereka mendapatkan pendidikan yang keras dirumah, maka ketika mempunyai anak, mereka akan mendidiknya dengan keras. Mungkin anak-anak yang dididik dengan keras, dalam arti dengan tingkat ketegasan yang sedikit atas rata-rata, akan membuat anak-anak itu menjadi anak-anak yang baik dan mempunyai bekal untuk menghadapi kehidupan di dunia, luar rumahnya.

Tetapi realitanya, ada luka yang tergores didalam hati anak-anak itu, walau pun anak-anak itu tumbuh dan terlihat menjadi anak-anak yang baik dan membanggakan. Luka itu dapat menjadi sembuh, tetapi tetap dapat menimbulkan bekas, yaitu tindakan-tindakan dari orang tua yang akan sulit untuk dilupakan, bahkan mungkin ‘bekas’ itu yang akan menurunkan sifat dan hati yang keras.

Seringkali saya dibuat jengkel, kecewa, dan marah karena kekerasan hati mereka. Apakah kalian juga pernah menemui orang-orang yang seperti itu?

Hati orang dapat menjadi seperti bunga es di kulkas saya atau bahkan menjadi seperti batu, tetapi kekerasan atau benda tajam takkan membuat seseorang itu berubah menjadi lebih lembut atau bisa dibayangkan beberapa bagian dari kulkas yang dikenai oleh benda tajam akan menjadi tergores dan rusak. Seseorang yang mempunyai sifat dan hati yang keras, apabila dipaksa atau di’bentur’ dengan sifat dan hati yang keras juga akibatnya akan saling melukai.

Salah satu cara untuk menghadapi nya adalah dengan menghadapi nya secara lembut, sehingga pada saat nya dia akan meleleh dengan sendiri nya. Walaupun mungkin di butuhkan kesabaran yang ekstra. Dan yang tidak kalah penting nya adalah kita mendoakan nya. Tentu dengan Kesabaran, Kemauan, dan diiringi Doa yang tulus, Insya Allah si 'keras kepala' ini dapat menjadi pribadi yang lebih baik...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar