”Anak adalah mata air yang tak berbingkai, yang akan mengaliri tanah
air yang subur ini, Berikan dia pendidikan yang menyertai hati, penuh
cinta dan kasih sayang…”.
Sungguh suatu kerugian besar yang dialami manusia di zaman modern
ini karena ketidakmampuan-nya mengguna-kan potensi besar yang diberikan
oleh Sang Pencipta.
Apakah potensi besar itu ?
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa manusia terbagi dalam tiga
komponen besar dari penciptaannya yaitu: fisik (Tubuh), Pemikiran
(Otak), dan HATI (jiwa), yang bersemayam di jantung. Ketiga komponen
besar tersebut yang paling memiliki potensi yang kuat bahkan dahsyat
adalah bagian komponen HATI dimana komponen tersebut dapat mengakses
otak bawah sadar manusia, serta dapat mengakses alam bawah sadar dan
dapat menjadi sarana komunikasi dengan Sang Penciptanya.
Terkadang orang tua murid memperlakukan anak mereka seperti mesin robot dengan
membebani segala macam pengetahuan dan kemampuan seperti; les
matematika, les bahasa inggris, les piano, les IPA, kegiatan-kegiatan
extra kokurikuler dan sebagainya, sehingga anak tersebut lupa akan
potensi dirinya, mereka hanya menganggap OTAK (intelektual) sebagai
satu-satunya alat peningkatan kemampuan dan kemapanan dirinya, suatu
perlakuan yang secara tidak sadar telah mengebiri potensi yang ada dalam
seorang anak manusia.
Orang tua sekarang yang merasa anak mereka tidak berguna alias bodoh
manakala anak mereka memiliki nilai yang rendah dibidang matematika
atau sains, dan mereka gelisah manakala anaknya belum bisa
membaca-menulis diusia taman kanak-kanak. Padahal negara maju seperti
Denmark mengajarkan baca-tulis-hitung diusia kelas 2 Sekolah Dasar (SD)
dan tidak mengalami masalah dalam pembelajaran baca-tulis-hitung,
malah bisa menciptakan generasi yang kreatif. Tengok pula negara maju
seperti Jepang yang diusia SD hanya memberikan materi pelajaran yang
mudah (basic), tetapi jangan lupa mereka memfokuskan pengembangan OTAK
KANAN (yang kemampuannya 90% dari seluruh kemampuan otak manusia), di
otak kanan itu pula yang dapat menerima hal-hal yang berbau spiritual,
emosional, intuisi, firasat, kebahagiaan, empati, termasuk alam bawah
sadar.
Kisah 1. Seorang anak lelaki, 13 tahun, sangat lamban belajar. Baru
hafal abjad pada usia sepuluh tahun. Bisa baca dengan baik setahun
kemudian, mengalami kesulitan dalam motorik halus dan sukar menulis.
Walaupun mengalami kekurangan dalam hal intelektual akan tetapi orang
tuanya senantiasa menghadapi dan mengajari anaknya dengan CINTA dan
kasih sayang.(tahukah anda bahwa beberapa puluh tahun kemudian anak
lelaki itu menjadi Presiden pertama Amerika Serikat yaitu GEORGE
WASHINTON).
Kisah 2. Seorang anak lelaki, 16 tahun, harus meninggalkan sekolah
selama enam bulan atas perintah dokter karena mengalami nervous
breakdown. Ia sangat tidak disukai murid maupun guru, terutama karena
perilakunya yang aneh, perkembangannya terlambat untuk berbicara dan
berjalan. Orang tuanya cemas tetapi yakin anaknya tidak mengalami
kelainan tapi hanya keunikan . Anak itu hidup dengan dunia sendiri. Ia
menciptakan agama sendiri, menggubah dan menyanyikan himne sendiri, dan
jarang bercakap-cakap dengan orang lain. (anak laki-laki yang dilabeli
sebagai anak”dungu” kelak menjadi ilmuwan besar penemu teori
Relativitas dia lah bernama: ALBERT EINSTEIN).
Kisah 3. Seorang anak lelaki, 6 tahun, Kelahirannya sulit dan
kepalanya sangat besar. Sewaktu kecil ia pernah sakit parah, yang
disebut orang tuanya ”demam otak”, di sekolah anak ini mengisolasi diri,
sering tampak disorientasi, dan tidak rukun dengan teman-temannya yang
lain, ia lebih suka menyendiri. Orang tuanya mengalami keguguran 3
kali sehingga sangat memproteksi kehadiran anak laki-lakinya itu. Ia
sangat marah saat guru dan kepala sekolah mengatakan bahwa anaknya
mengalami gangguan jiwa. Ia kemudian mengeluarkan anaknya dari sekolah
kemudian mengajari anaknya sendiri di rumah dengan CINTA dan kasih
sayang. (anak laki-laki tersebut yang penyakitan dan ditolak oleh
sekolah adalah THOMAS ALFA EDISON si penemu listrik dan tidak pernah
menyelesaikan SD-nya).
Kisah lain. Diceritakan dalam buku ANAK-ANAK YANG DIGEGAS yaitu
seorang jenius bidang matematika dari Malaysia bernama SY* diberi
beasiswa selama 10 tahun oleh kerajaan Malaysia dalam program NEP
karena ia mampu memasuki Oxford University di usia 13 tahun, selain
jenius dibidang matematika ia pun juga berbakat dalam bidang olahraga
dan merupakan pemain tenis handal dengan peringkat ke delapan. Akan
tetapi saat berusia 15 tahun ia melarikan diri dari asrama mahasiswanya
di Oxford, dan sempat dicari oleh polisi karena dicurigai diculik untuk
mencuri rahasia kejeniusannya. Tapi apa yang terjadi kemudian sijenius
tersebut dapat dilihat di dunia maya sebagai bintang porno.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut ?
Pertama :
Bahwa kecerdasan intelektual tidak menjadi jaminan kesuksesan seseorang.
Pertama :
Bahwa kecerdasan intelektual tidak menjadi jaminan kesuksesan seseorang.
Kedua :
Dengan CINTA dan Kasih sayang dapat menciptakan manusia-manusia cerdas seperti kisah di atas
Dengan CINTA dan Kasih sayang dapat menciptakan manusia-manusia cerdas seperti kisah di atas
Ketiga :
Dengan hanya mengandalkan kecerdasan intelektual (otak kiri) dapat menjerumuskan seorang manusia jenius menjadi seperti seekor binatang.
Dengan hanya mengandalkan kecerdasan intelektual (otak kiri) dapat menjerumuskan seorang manusia jenius menjadi seperti seekor binatang.
Keempat :
Dengan fakta di atas apakah masih kita mau mempertahankan ”fokus pada kecerdasan intelektual ?”.
Dengan fakta di atas apakah masih kita mau mempertahankan ”fokus pada kecerdasan intelektual ?”.
Tidakkah tergerak hati kita untuk mencoba menyelami kemampuan OTAK KANAN KITA ?
Tidakkah kita tertarik untuk menjadikan pelajaran di atas untuk membangun bangsa ini kedepan.
Semoga tulisan ini dapat mengetuk HATI kita untuk mau menyelami
rahasia potensi OTAK KANAN kita yang diberikan oleh Sang Pencipta
sebagai kesempurnaan penciptaan-Nya.
Setelah membaca ini saya jadi sadar bahwa tidak ada anak yang
terlahir bodoh….karena semua ada ditangan orang tua masing-masing.
Semoga kita bisa menjadi orang tua yang menyadari potensi yang dimiliki
oleh anak kita.
Me! Notes:
Di dalam dunia pendidikan pun, terkadang kemampuan anak hanya di lihat dari kemampuan nya berdasarkan nilai-nilai pelajaran nya. Kesulitan yang terkadang dihadapi yaitu apabila ada anak-anak yang memiliki kemampuan yang kurang dibandingkan teman-teman nya. Cara menghadapi mereka dengan pendekatan yang lembut tanpa menggegas anak, terkadang dianggap sebagai cara yang tidak efektif untuk mendidik anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar